“Kalau kritikan
kepada pribadi seseorang lebih dominan daripada kritikan terhadap pemikirannya
seseorang itu, maka inilah ciri bahwa hal tersebut hanyalah hawa nafsu yang
dibungkus dengan kritik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak mencela
kemunafikan, tapi sedikit sekali beliau menyinggung tentang orang-orang munafik
secara personal, padahal mereka melakukan sebagian kemungkaran dengan
terang-terangan.” (twit ulama)
Alangkah
dalamnya nasehat ini…kritikan yg kita tujukan pd org lain hy agar org tsb
kembali kpd kebenaran dan agar org tsb tdk terjerumus jauh dlm kesalahan bukan
kritikan utk menjatuhkan pribadinya..krn bagaimanapun org tsb adlh saudara kita
seiman…hy jk org tsb salah memahami maksud dari yang kita sampaikan…udzurkanlah…mungkin
dia memang belum yakin dan paham akan kesalahannya……
Begitu pula
“Ketika engkau
membenarkan suatu hal yang merupakan kebatilan, maka menunjukkan engkau telah
bersekongkol dalam perbuatan tersebut. (Janganlah engkau menjadi pembela bagi
orang-orang yang khianat, Annisa:105).”(twit ulama)
Maka kebathilan
harus diingkari dgn kritikan thdp pemikiran org tsb bkn pribadinya…Wallohu
muwaffiq..
Dan ketika
berhadapan dgn kenyataan semua org menolak tuk menerima kebenaran tsb melalui
apa yg disampaikan, maka sungguh indahnya nasehat ini..
“Kalau semua
makhluk berpaling, tak mau membantumu, maka hadapkan diri pada Sang Khaaliq,
mintalah pertolongan padaNya, bertawakallah dan percayakan urusanmu padaNya.
“Jika mereka berpaling, maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada
Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang
memiliki `Arsy yang agung” (QS. At Taubah: 129)”
Ima Aasiyah Ummu Maryam
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar